Minggu, 25 November 2012

Warga Yogyakarta Memanggil Ikan di Kali Code


Warga Yogyakarta Memanggil Ikan di Kali Code

 Yogyakarta: Warga Bintaran Kulon, Wirogunan, Kota Yogyakarta, menggelar ritual pemanggilan ikan di Sungai Code, Ahad (25/11). Ritual itu dilakukan sebagai upaya mewujudkan sungai yang lestari dan terjaga ekologinya.

Puluhan warga dan mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi serta sejumlah komunitas masyarakat yang memiliki kepedulian terhadap Sungai Code mengikuti upacara tersebut.

Ritual dimulai dengan mendirikan sapu lidi yang semula dibawa oleh warga sehingga menyerupai kerucut. Warga yang berkumpul di sekitar gunungan sapu lidi kemudian berdoa bersama-sama agar kegiatan tersebut berlangsung dengan lancar.

Dengan diiringi tabuhan genderang dari Bregada Prajurit Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, warga kemudian berjalan masuk ke Sungai Code.

Di sungai tersebut, peserta ritual kemudian memukul-mukulkan sapu lidi ke air sungai serta membersihkan ceruk-ceruk dan krakal-krakal yang ada di sungai agar sedimen yang menutupinya hilang.

"Dengan hilangnya sedimen yang menutup krakal dan ceruk-ceruk itu, maka ikan akan datang ke Sungai Code," kata Agus Maryono pemimpin ritual pemanggilan ikan itu.

Agus yang juga dosen di Magister Sistem Teknik Universitas Gadjah Mada (MST UGM) itu menjelaskan, ikan tidak akan datang ke sungai yang kotor untuk bertelur sehingga sungai harus dijaga agar selalu bersih.

"Jika sekarang ini banyak ikan yang datang, diharapkan dalam watu setengah tahun mendatang sudah akan banyak ikan yang hidup di sungai ini," katanya.

Upacara pemanggilan ikan tersebut menjadi satu bagian dari Festival Sungai Code, disamping berbagai kegiatan lain seperti pameran potensi ekonomi masyarakat Bintaran, pameran rencana penataan sungai di masa yang akan datang.

Saat melakukan bersih Sungai Code, berbagai jenis sampah berhasil diangkat dari sungai tersebut, di antaranya dua buah kasur, sampah rumput, pakaian bekas, dan juga berbagai sampah plastik.

Ketua Pemerti Code Totok Pratopo mengatakan, gerakan membersihkan sungai tersebut harus terus menerus dilakukan untuk membangun kesadaran masyarakat dalam menjaga kondisi sungai agar selalu bersih.

"Saat ini, konsep sungai yang bersih adalah sungai terjaga kondisi ekologinya. Tidak hanya sekadar bersih dari sampah tetapi ekologinya juga terjaga," katanya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengembangan Kapasitas Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Yogyakarta Ika Rostika mengatakan, berdasarkan 26 sampel air sumur warga Bintaran yang diperiksa selama Festival Code berlangsung, semuanya memenuhi baku mutu air secara fisik.

"Kondisi air sumur warga cukup baik. Kondisi ini berhubungan dengan tingkat kesadaran warga yang semakin meningkat untuk menjaga sungai. Jika sungai terjaga dengan baik, akan berpengaruh pada kualitas air sumur warga," katanya.

Pemeriksaan air tersebut difokuskan pada sejumlah paramater di antaranya, derajat keasaman air (pH), kekeruhan, bau, salinitas, dan suhu.

"Dalam beberapa tahun terakhir, kondisi air di Sungai Code semakin meningkat. Kami juga terus menyosialisasikan gerakan bersih sungai ini di Sungai Winongo dan Gadjah Wong serta di Sungai Manunggal," katanya. 

0 komentar:

Posting Komentar